Jumat, 19 Agustus 2011

my Solo Exhibition, "PUTIH"

"Relax", 69x23x17cm, Aluminium Casting NC Paint Coating, 2011



"Cirrus", 110x17x34cm, Aluminium Casting NC Paint Coating, 2011


"Spike", 42x42x33cm, Aluminium Casting NC Paint Coating, 2011



"Runner", 37x19x31cm, Aluminium Casting NC Paint Coating, 2011




"Curly", 20x52x22cm, Aluminium Casting NC Paint Coating, 2011



"Relax", 69x23x17cm, Aluminium Casting NC Paint Coating, 2011



"Cirrus", 110x17x34cm, Aluminium Casting NC Paint Coating, 2011



"Spike", 42x42x33cm, Aluminium Casting NC Paint Coating, 2011



"Five Bubbles", 45x18x15cm, Aluminium Casting NC Paint Coating, 2011



Septian Harriyoga bercerita bahwa karya-karya pada pameran tunggalnya kali ini bermula dari kesukaan memperhatikan bentuk awan. Bentuk awan: betapa abstrak, betapa tak terdefinisikan, selain dengan frasa "bentuk awan". Selain bentuk yang tidak difinitif, dalam menghadapi karya-karya patung Septian, kita juga menghadapi masalah nama bentuk Apakah itu kelinci yang ku gambarkan? Ataukah brontosaurus?

Septian memang bermain dengan asosiasi-asosiasi bentuk. Bentuk yang kemudian dikenali merupakan akumulasi pengalaman dan imajinasi dari dua belah pihak : pembuat karya dan pelihat. Kesimpulan merupakan pemberhentian sementara untuk kemudian kita semua bisa terus menjelajahi berbagai kemungkinan yang disediakan oleh imajinasi kita.

( Heru Hikayat )


Edwin's Gallery @Jakarta Art District, Grand Indonesia, Jakarta


Photography by Septian Harriyoga
Nikon F2A, AFD 16mm, Kodak T-Max 100 Ei 400




Minggu, 01 Mei 2011

Selasa, 29 Maret 2011

Koffie Fabriek AROMA

Pagi itu, sekitar jam 7.45 saya sudah berada di jalan Bancey daerah kota Bandung, dengan maksud membeli kopi ditemani Nikon F2 saya berisikan film B&W asa 100.

Sampai depan Aroma, ternyata masih tutup karena toko buka sekitar jam 8-an lebih dikit. Sepagi itu biasanya di depan tokonya selalu ada beberapa penjual makanan, seperti bubur ayam, lontong kari, pisang goreng, gehu dan kaca sepion mobil...





Jam 08.05 toko mulai dibuka






Setelah beberapa saat masuk ke dalam toko, dengan maksud mengantri... keluarlah pemilik pabrik kopi tersebut, pak Widya Pratama dengan sangat ramah beliau menyapa "apa kabar dek, gimana sehat sekeluarga..." dengan kamera yang sedang saya sandang beliau pun menawarkan saya untuk masuk dan motret proses pemanggangan kopi yang memang pada saat itu beliau sedang melakukan rutinitas memanggang kopi yang dimulainya sejak pagi hingga menjelang siang.






Proses pemanggangan kopi masih dilakukan oleh beliau sendiri, dengan tungku sejak zaman belanda sekitar tahun 1930-an yang beroprasi setiap hari dengan kayu karet sebagai bahan bakarnya. Dipilihnya kayu karet disini karena hasil dari api kayu karet yang mempengaruhi wangi kopi yang dibakarnya.

Selain pengusaha pabrik kopi, beliau juga seorang Dosen di fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung yang mengajar mata kuliah Operation Management dan Entreuprenership yang juga aktif berkegiatan di beberapa yayasan anak yatim piatu di Bandung.




Setelah proses pembakaran, kopi dikeluarkan dan didinginkan dengan cara dikipas menggunakan mesin kipas angin




Sudah melalui proses pendinginan, kopi disortir untuk dipilih kopi yang berwarna kekuningan untuk dipisahkan karena kopi yang berwarna kekuningan tersebut akan merusak rasa kopi yang akan digiling nantinya.



Di gudang inilah para biji-biji kopi menunggu selama 5 - 7 tahun untuk dipanggang. Kopi disimpan dalam gudang selain untuk mengurangi kadar air juga untuk menurunkan kadar kafein dan menambah wangi aroma kopi setelah dipanggang nanti. 5 tahun untuk Robusta dan 7 tahun untuk Arabika.

Kandungan kafein Robusta lebih besar daripada kandungan kafein pada Arabika. Robusta lebih pahit dari Arabika. Sedangkan Arabika berkarakter agak Asam tapi lebih wangi dari Robusta.

Karena kandungan kafein pada Robusta yang lebih besar dari Arabika seringkali saya menikmatinya di pagi hari sebelum memulai pekerjaan, agar lebih enerjik dan bersemangat menjalani pekerjaan. Begitupun siang hari, masih dengan Robusta. Sorenya..... Arabika untuk santai sejenak....
Kalau kerjaan siang tadi belum selesai, on kan kembali dengan Robusta.






Jumat, 18 Maret 2011

Life after coffee



siapkan dulu kopi, lalu teruskan membuka blog ini

mata 16mm

Judul eye 16mm saya ambil dari lensa kamera fisheye 16mm yang mempunyai sudut pandang 180 derajat. Ini merupakan lensa favorit yang selalu saya bawa kemanapun saya pergi motret. Dengan lensa ini saya bisa bercerita banyak tentang suatu objek dengan lingkungan sekitarnya.